Meski
semua orang tentu pernah merasa marah, namun sebenarnya marah adalah emosi yang
rumit dan bisa mempengaruhi berbagai bagian tubuh secara berbeda-beda. Apakah
Anda termasuk orang yang mudah meledak saat marah, sering menahan marah, atau
lainnya? Ini juga mempengaruhi bagaimana rasa marah berimbas pada tubuh.
Marah adalah emosi yang wajar, namun bisa berimbas negatif pada tubuh. Marah
memiliki spektrum yang berbeda, mulai dari frustasi ringan, kesal, hingga marah
yang meledak-ledak. Tak hanya mempengaruhi emosi, marah juga akan mempengaruhi
otak Anda. Bagian otak yang akan merespon terlebih dahulu saat Anda marah
adalah amygdala. Amygdala merespon emosi dan insting yang berkaitan dengan rasa
takut, stres, dan perasaan terancam.
Ketika Anda merasa marah, darah akan langsung mengalir ke frontal cortex dan
mengurangi kemampuan berpikir secara rasional pada seseorang. Hasilnya bisa
menguntungkan, tetapi juga bisa merugikan Anda. Karena itu, ketika merasa
marah, banyak orang yang bertindak tidak rasional dan akhirnya menyesal. Jika
marah, sebaiknya hitung dari satu sampai sepuluh sebelum bertindak, karena
kemampuan otak untuk berpikir rasional sedang tidak optimal.
Selanjutnya, efek kemarahan akan menyebabkan kelenjar adrenal untuk memproduksi
hormon adrenalin dan hormon stres, yaitu cortisol. Kemudian darah yang biasanya
mengalir ke perut dan usus akan berubah arah ke otot dan menyiapkan tubuh Anda
untuk bertarung. Karena itu, kadangkala seseorang bisa melakukan hal yang di
luar kemampuan fisiknya ketika marah, seperti dilansir oleh Daly
Health Post (08/09).
Saat marah, tekanan darah juga akan meningkat, suhu tubuh meningkat, kecepatan
napas dan detak jantung juga meningkat, serta pupil akan melebar. Ini semua
yang terjadi pada tubuh Anda ketika marah dalam satu waktu. Bagaimana jika Anda
sering marah? Dalam jangka panjang hal-hal tersebut akan merusak kesehatan
jantung dan mental Anda.
Jangan kira kemarahan Anda hanya akan mempengaruhi orang-orang di sekitar.
Kemarahan justru merusak kesehatan Anda lebih parah dibandingkan bagi
orang-orang di sekitar Anda. Setelah mengetahuinya, sebaiknya mulai saat ini
jangan terlalu sering marah. Jika mengalami masalah dengan kontrol emosi, coba
pertimbangkan untuk menghubungi terapis yang bisa membantu Anda. (sumber)